Di Bawah Siluet Fajar

--

Photo by Tom Briskey on Unsplash

Kami, terlukis siluet fajar
Bola jingga senada,
kekasih yang berpendar,
Melambung ria bersama radar
Semangat jua kuhempaskan di luasnya metafora
Kita ini pejuang, kita ini Pattimura

Peluit bagai hakim yang menyusup,
Menghakimi kami dengan waktu sayup-sayup,
Mereka di seberang melonjak, aku pun memberontak
Kulirik kawanku, muka bagai petunia merah menyalak
Siap merebut sang kasih dari mereka yang mengelak

Biru dan jingga, melanin yang bergelora
Kita marah bagai Kurawa
Kita basuh bersama tawa
"Ini hanya permainan, Kawan"
Permainan tak ubahnya persaingan
Dan semua ingin memori manis bukan memori masam
Kini aku berlari dengan kasih di sebelah kanan
Siap mencetak memori perih untuk mereka yang melawan

Sidoarjo, 17 Agustus 2017
Ima

Puisi ini terinspirasi dari lomba basket antarkelas saat perayaan tujuhbelasan.

--

--

Salimatussholati Az Zahra

Mencoba membangkitkan kembali kebiasaan berekspresi dengan puisi