Di Bawah Siluet Fajar
Kami, terlukis siluet fajar
Bola jingga senada,
kekasih yang berpendar,
Melambung ria bersama radar
Semangat jua kuhempaskan di luasnya metafora
Kita ini pejuang, kita ini Pattimura
Peluit bagai hakim yang menyusup,
Menghakimi kami dengan waktu sayup-sayup,
Mereka di seberang melonjak, aku pun memberontak
Kulirik kawanku, muka bagai petunia merah menyalak
Siap merebut sang kasih dari mereka yang mengelak
Biru dan jingga, melanin yang bergelora
Kita marah bagai Kurawa
Kita basuh bersama tawa
"Ini hanya permainan, Kawan"
Permainan tak ubahnya persaingan
Dan semua ingin memori manis bukan memori masam
Kini aku berlari dengan kasih di sebelah kanan
Siap mencetak memori perih untuk mereka yang melawan
Sidoarjo, 17 Agustus 2017
Ima
Puisi ini terinspirasi dari lomba basket antarkelas saat perayaan tujuhbelasan.