Dermaga Hati

Salimatussholati Az Zahra
1 min readNov 22, 2023

--

Photo by Tubagus Andri Maulana on Unsplash

Kosongnya hati di kala sukma
menjerit diam tanpa suara
Bata struktur pembatas hati
saling meruntuhkan tak tahu diri

Di kala badanku diam memeluk sendu
Di situ batin dan jiwa saling beradu
Mengeluh akan takdir mereka harus bersatu
Mendebatkan mana yang harus dibunuh
Mana yang harus dirindu

Pernah ku menyukai sendiri.
Namun, bukan sendiri yang seperti ini
Sendiri ketika;
Pusaran ombak tak pernah surut
Sedang apiku di tengah laut

Apiku merah melara lirih
mati saja ia dilindas memori,
Surainya lenyap dilahap sepinya laut ini
Tak ada lagi kerlip yang menemani
Sementara aku
selalu hadir dalam hening,
selalu hanyut bersama mimpi

Sempatku bertanya sinis
pada sejumput pasir
yang kerjanya pasrah terombang-ambing;
Ketika kasih membunuh dengki
Mengapa hanya dengkiku yang tak kian mati?

Dengki dan sepi. Sendiri dan kubenci.
Mereka kawan yang menemani
Meski apiku melenggang pergi
"Kawan-kawan, katakan!
Di antara hingar-bingarnya kehampaan ini
Apa hanya kalian yang pantas kunikmati?"

Sidoarjo, 01 September 2016
Ima.

--

--

Salimatussholati Az Zahra

Mencoba membangkitkan kembali kebiasaan berekspresi dengan puisi